JAKARTA–Aset wakaf tanah di Indonesia sangat besar, mencapai lebih dari 400 ribu bidang tanah dengan luas total lebih dari 4 miliar meter persegi. Sementara, potensi wakaf uang Indonesia pun sangat besar, lebih dari Rp20 triliun per tahun. Atas dasar itulah dan dengan adanya dukungan dari Bank Pembangunan Islam (IDB), peneliti senior Bank Indonesia Dadang Muljawan bermimpi Indonesia pada suatu saat nanti menjadi pusat pengembangan wakaf dunia.

Hal ini disampaikannya dalam diskusi kelompok terarah (FGD) tentang waqf core principles dan Peta Jalan Wakaf 2035 di kantor Badan Wakaf Indonesia, Rabu )9/9/2015) pagi.

“Kami yang muda-muda ini, meski rambutnya sudah putih, mempunyai mimpi Indonesia nanti menjadi pusat pengembangan wakaf dan zakat dunia,” kata Dadang.

Apa yang diimpikan Dadang didukung dengan adanya gagasan pembentukan lembaga internasional di bawah IDB untuk keuangan syariah IIFSB. Menurutnya, nantinya Badan Wakaf Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional diusulkan bisa terlibat aktif dalam lembaga itu sebagai anggota penuh. Sementara, “BI hanay akan menjadi associate member,” jelasnya.

Selain dihadiri Ketua BWI Maftuh Basyuni, para pengurus BWI, dan Dadang Muljawan (BI), diskusi tersebut juga dihadiri para pemangku kepentingan di bidang perwakafan. Di antaranya direktur Wakaf Al Azhar Rofiq Lubis, direktur Tabung Wakaf Indonesia Parmuji, direktur lembaga wakaf ESQ Ghufron Sumariyono, Riana Kushedratmo (Asdep Pembiayaan Kemenkop), Nurul Fikri, Global Wakaf, dan Forum Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang.

Diskusi tersebut dimaksudkan untuk meminta masukan dari para pemangku kepentingan untuk menyusun waqf core principles dan Peta Jalan Wakaf 2035. “Masukan dari semua peserta yang hadir diharapkan menjadi amal jariyah bagi kemajuan wakaf di tanah air,” tutur Maftuh Basyuni.[]

Penulis: Nurkaib